Sabtu, 05 April 2014

Kisah Dialog Pemuda Salafi Wahabi Dan Pemuda Aswaja



Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Sahabat fillah yang dirahmati Allah...

Suatu hari ada seorang pemuda wahabi yang bekerja di tempat dekat musholla.
Setiap waktu sholat pemuda itu selalu hadir mengikuti sholat berjam'ah.
Karena semua jama'ah di situ beraliran aswaja maka kebanyakan para jama'ah melihat penampilan pemuda itu di anggap aneh,karena selalu berpakaian cingkrang dan setiap sholat shubuh berjama'ah gk pernah mengikuti do'a qunut.

Pada lain waktu ada pemuda aswaja yang juga pendatang sering ikut sholat berjama'ah di musholla itu,
Setelah beberapa hari ikut sholat berjama'ah di musholla, pemuda aswaja tadi merasa kasihan melihat pemuda wahabi yang banyak di cuwekin oleh para jama'ah disitu.
Pada suatu saat pemuda aswaja itu berusaha mendekati lalu berkenalan dan mengajak ngobrol.
Setelah saling mengenal pemuda aswaja bertanya:
Mas saya heran sama orang orang sini ini lo,kok suka membeda-bedakan sesama muslim ya...padahal kita semua kan saudara?


Pemuda wahabi:
itu hak mereka mas ,saya bisa ikut sholat berjama'ah di musholla ini aja sudah berterima kasih kok..


Pemuda aswaja:
Mas saya ini heran low ,masak kemarin itu saya melihat ada seorang musafir tidur di srambi musholla ini di usir sama salah satu pengurus musholla, bukankah meremehkan sesama muslim itu di larang oleh islam?


Pemuda wahabi:
Mungkin itu dia lakukan karena dia tidak tahu mana yang terbaik bagi dirinya dan mana yang terbaik bagi orang lain.


Setelah pemuda aswaja mendengar jawaban demi jawaban yang di sampaikan oleh pemuda wahabi itu di nilai sangat baik dan bijaksana, pemuda aswaja berpikir dan beranggapan bahwa pemuda wahabi itu sangat berbeda dengan wahabi yang lain.
Tadinya pemuda aswaja itu beranggapan kalau si pemuda wahabi itu dari golongan islam garis keras yang fanatik dengan kelompoknya,dan suka mengklaim sesat terhadap muslim lain yang tidak sefaham denganya,ternyata anggapan itu salah.
Setelah apa yang di rasakan merasa cocok dan nyaman ,lalu pemuda aswaja itu meneruskan pembicaraanya,

Pemuda aswaja:
Mas maaf ya ,saya ingin bertukar pengetahuan,
Menurut mas apakah setiap sikap dan prilaku dalam amal ibadah yang tidak di contohkan oleh Rasulullah itu termasuk bid'ah?


Pemuda wahabi:
Betul, itu termasuk dalam kategari bid'ah

Pemuda aswaja:
Lalu apakah semua termsuk sesat dan akan masuk neraka?


Pemuda wahabi:
Tidak, tidak semua sesat dan tidak semuanya masuk neraka.


Pemuda aswaja:
Lo kok bisa lain,yang saya tahu hampir semua kelompok wahabi berpendapat kalau itu semua sesat dan di ancam neraka,dengan dasar Hadits:
Kullu bid'atin dholalah kullu dholalatin finnaar.


Pemuda wahabi:
Dasarnya semua sama ,tapi penafsiranya yang berbeda beda, tergantung tingkat pengetahuan seseorang yang menafsirkanya.
Apa yang disampaikan Rasulullah itu harus di tafsirkan sesuai dengan ajaran Rasulullah pula.
Tidak diperbolehkan salah dalam penerapan, di satu sisi mengikuti hadits Rasulullah tapi disisi lain justru bertentangan dengan akhlak yang telah di ajarkanya.
Kita tidak boleh mengklaim orang lain sesat ,karena sikap sok benar sok baik itu sudah termasuk sifat yang tercela yang tidak sesuai dengan akhlak yang di ajarkan Rasulullah.
Bagaimana kita berani mengklaim orang lain sesat jika itu dasarnya hanya dari sebuah penafsiran yang kebenaranya tidak diakui secara mutlak oleh ahli hadits dan salafushaleh.
Karena soal bid'ah ini ada dua penafsiran, jika klaim kita itu benar bahwa semua bid'ah adalah sesat maka bisa dipastikan hampir semua orang islam tak luput dari bid'ah,
Karena sahabat Rasulullah pun pernah melakukan itu.
Jika ternyata pendapat kita salah menurut Allah maka kita kena dampak negatifnya akibat taqlid buta, yaitu kita sudah berani menghalangi orang lain untuk berbuat baik itu sudah termasuk prilaku yang dimurkai Allah.
Padahal yg pantas menilai maksud dari hadits tersebut adalah ahli hadits atau salafushalih, karena beliaulah orang-orang yang dipilih Allah menjadi kekasihnya ,beliaulah orang-orang yang sudah teruji keimanan dan ketaqwaanya.
jika ada perselisihan berarti dua-duanya belum memiliki bukti yang kuat yang bisa diakui oleh kedua fihak mana yang benar menurut Allah.

Berarti hanya Allah-lah yang tahu kebenaranya dan hanya Allah-lah yang berhak menjadi hakim.
Kalau kita mengakui hanya Allah yang tahu maka sikap yg pantas bagi kita adalah kerendahan hati dan takut akan kemurkaan-Nya.
Fanatik terhadap kelompok itu tidak baik dan dampaknya akan menutupi diri kita sendiri dari kebenaran.
Manusia itu tempatnya salah dan lupa,hanya Allah yang maha sempurna. Syurga neraka bukan semata mata di ukur dari aliran tapi dari keimanan dan ketaqwaanya.
Hidup ini butuh kebijakan dalam memilih sesuatu. Pendapat dari siapapun kalau itu baik dan tidak melanggar qur'an dan sunnah perlu kita ambil.
Sebaliknya meski pendapat dari teman sendiri dan dari kelompoknya sendiri kalau tidak baik dan melanggar qur'an dan sunnah perlu kita abaikan.
Hanya orang-orang yang beriman dan bertaqwa-lah yang akan mendapat keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Marilah kita saling menghargai dan saling mengingatkan antar sesama muslim agar tidak terjebak dalam kesesatan.


Pemuda aswaja:
Subhanallah begitu luas pengetahuanmu mas terima kasih atas ilmunya


Pemuda wahabi:
Sama sama mas ..saya juga masih harus banyak belajar kok...


Berbagi: facebook
Berbagi: twitter

      Mohammad Taufiq Karangjati Ngawi
Facebook: Mohammad Taufiq Karangjati Ngawi
Twitter:    : Mohammad Taufiq Karangjati Ngawi
Email       : Mohammad Taufiq Karangjati Ngawi

Halaman: Tips Kesehatan
              :Arti Kehidupan 

Grup:       Forum Silaturahmi "NURUL HIKMAH" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar